728x90 AdSpace

  • Hot News

    Senin, 21 Maret 2016

    ABORSI MENGANCAM NASIB GENERASI




    Oleh: Kholila Ulin Ni’ma, M.Pd.I
    (Ko.Tim Media MHTI DPD II Tulungagung, Dosen di STAI al-Fatah Pacitan Jawa Timur)

    Akhir Februari lalu masyarakat dihebohkan dengan penggrebekan dua klinik aborsi di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat. Bermula dari maraknya promosi jasa aborsi di media online. Polisi pun bergerak melakukan penyelidikan dengan berpura-pura menjadi pasien. Setelah melakukan berbagai penyelidikan, polisi segera melakukan penggrebekan praktik aborsi tersebut. Di sana ditemukan septic tank khusus tempat pembuangan janin yang diaborsi. Di dalamnya banyak tulang-tulang, spiral, dan handuk. Lima orang yang mengaku sebagai dokter, karyawan dan calo ditangkap dalam penggrebekan ini. Di tempat yang berlainan (namun masih di Cikini) polisi juga menangkap sejumlah orang. Kepala Subdit III Sumber Daya Lingkungan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Sumdaling Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya AKBP Adi Vivid menilai maraknya praktek aborsi ilegal sangat mengkhawatirkan. Karena selain tidak berizin, klinik-klinik tersebut menggunakan tenaga medis gadungan.
    "Tenaga medis yang bekerja di sini tidak ada satupun yang berlatar belakang ahli kandungan. Kebanyakan hanya dokter umum, bahkan ada salah satunya yang hanya tamatan SMP. Bayangkan betapa bahayanya ini," ujar Adi di lokasi itu.
    Polisi menduga tak hanya dua klinik tersebut yang beriklan lewat media online. Setidaknya ada enam lagi klinik sejenis. "Tapi, kami yakin lebih (banyak) lagi," kata Adi.
    Disinyalir, klinik-klinik aborsi ilegal itu telah beroperasi sejak lima tahun lalu. Mereka menawarkan tarif beragam, tergantung usia kandungan sang pasien. Untuk usia kandungan 1–3 bulan misalnya, dokter memasang tarif Rp2,5–3 juta. Semakin besar kandungan, semakin mahal biaya yang harus dikeluarkan. Bahkan, tarif aborsi itu bisa mencapai Rp10 juta.
    Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengaku ‘kesulitan’ untuk menertibkan praktek aborsi. Penyebabnya, karena klinik-klinik aborsi ilegal banyak yang berkedok tempat usaha di bidang lain yang tidak sama sekali berhubungan dengan bidang kesehatan.
    Kasus seperti ini sebenarnya bukan kasus perdana. Banyak kasus-kasus serupa, baik di Jakarta maupun daerah lainnya. Sejumlah kasus itu menunjukkan masih banyaknya tindakan aborsi di negeri ini. Tercatat, sebanyak 2,3 juta abortus tidak aman diperkirakan terjadi setiap tahun di Indonesia. Meningkatnya kasus aborsi ini berbanding lurus dengan meningkatnya seks bebas dan kehamilan di luar nikah. Tercatat sebanyak 15 juta remaja puteri mengalami kehamilan dan 60 persen diantaranya berusaha aborsi.
    Tentu sangat berbahaya jika praktek aborsi terus dibiarkan Pasalnya, pertama, tindakan tersebut membunuh generasi berkualitas bahkan sebelum mereka dilahirkan. Kedua, yang tersisa adalah generasi kalangan pezina yang lemah dan suka maksiyat.
    Akibat Liberalisasi
    Jika kita mau menelusuri, maka maraknya aborsi terjadi karena mencuatnya pergaulan bebas pada para generasi. Pergaulan bebas yang berujung hamil di luar nikah ini disebabkan berbagai faktor. Mulai dari faktor diri yang tidak dibekali dengan ketakwaan tinggi. Faktor lingkungan, masyarakat, teman, juga media yang  justru terus memprovokasi munculnya pornografi pornoaksi. Terakhir, faktor tidak adanya regulasi yang dapat memberikan efek pencegah dan efek rasa jera pada pelaku seks bebas dan aborsi serta klinik-klinik yang sampai sekarang tetap beroperasi.
    Jadi sesunggunya fenomena Aborsi bukanlah sekedar persoalan medis, tetapi lebih pada problem sistemik.  Ia akan tumbuh subur dalam sistem yang membebaskan perzinaan. Itulah negeri demokrasi yang menganut paham liberal. Hal ini didukung oleh perangkat aturan yang sekuler dan membebaskan setiap orang untuk berbuat apapun termasuk melakukan seks bebas yang berujung pada aborsi. Lebih mengerikan lagi, di negeri pusat liberalisasi, kasus aborsi yang tinggi justru dimanfaatkan dengan keji. Alih-alih mengatasi akar penyebab aborsi, yang merupakan kebebasan yang tidak terkendali yang membawa malapetaka bagi pria dan wanita, pemerintah Barat justru lebih senang menyelesaikan masalah ini dengan cara membakar bayi-bayi yang diaborsi untuk diubah menjadi sumber energi listrik terkini.
    Oleh karena itu tidak pas jika pernyataan resmi kepolisian hanya mengedepankan temuan obat kadaluwarsa dan alat-alat tak layak pakai, tanpa menyentuh akar permasalahan yang sesungguhnya. Karena, sekali lagi, akar dari meningkatnya angka abortus adalah paham kebebasan (liberalisme) yang bersumber dari pemisahan agama dari kehidupan (sekulerisme). Maka penyelesaian yang tepat adalah mencabut akar masalah ini dari kehidupan.
    Islam sebagai Solusi
    Dalam Islam, generasi harus dididik dan dibina dengan ketakwaan tinggi oleh orang tua dan sistem pendidikan yang mumpuni. Lingkungan juga dikondisikan untuk tumbuhnya generasi rabbani. Masyarakat sebagai kontrol perlu adanya aktivasi kembali. Itu semua tak bisa dilakukan tanpa adanya ketegasan regulasi. Oleh karena itu, aturan-aturan dari Allah harus segera diadopsi. Aturan itu akan mengatur mulai dari pencegahan berupa tata pergaulan, pendidikan, penayangan media, hingga sanksi bagi yang melanggar peraturan-peraturan tersebut.
    Sebuah keniscayaan bahwa hanya daulah khilafah ‘ala minhajin nubuwwah yang bisa menerapkan itu semua secata total. Sebuah organisasi atau LSM saja tak akan mampu menyelesaikan masalah sistemik seperti ini. Sebab negara lah yang mempunyai wewenang dan punya power menerapkan peraturan yang shahih dari Allah SWT ini. Maka pernyataan pemerintah yang mengaku ‘kesulitan untuk menertibkan praktek aborsi disebabkan klinik-klinik aborsi ilegal banyak yang berkedok tempat usaha di bidang lain yang sama sekali tidak berhubungan dengan bidang kesehatan’ sesungguhnya patut dipertanyaan. Bukankah pemerintah sangat mudah mengendus orang-orang yang mereka tuduh teroris?! Bahkan hingga gembongnya teroris..?! Justru pernyataan itu patut diduga menjadi alasan mendesak legalisasi aborsi. Ya, sebagaimana yang biasanya terjadi.
    Allahu a’lam bish shawaab
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: ABORSI MENGANCAM NASIB GENERASI Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top