Bandung – Berbeda dengan hari biasanya, Minggu (2/3/2014) ribuan mahasiswa yang digerakkan oleh Gerakan Mahasiswa Pembebasan ‘mengepung’ Gedung Sate. Berpusat di sudut lapangan Gazibu, para aktivis mahasiswa ini bergabung dalam sebuah acara bertajuk Kongres Mahasiswa Indonesia 2014.
Acara yang juga diprakarsai oleh Gerakan Mahasiswa Pembebasan ini menghadirkan sekitar 1000 mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia, “KMI2014 ini dihadiri oleh perwakilan mahasiswa dari berbagai daerah seluruh Indonesia, seperti Padang, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Makassar dan tuan rumah Bandung tentunya” terang ketua panitia, Mufid Dahlan. Mengenai latar belakang digelarnya acara ini, Mufid berpandangan bahwa selama ini pergerakan politik mahasiswa belum menemukan akar masalah yang sesungguhnya, selama ini hanya sebatas pergantian person kepemimpinan pada negeri ini yang mereka fokuskan, dan itu terjadi berulang-ulang, “oleh karena itu, melalui acara ini, kami menyerukan untuk menjadikan Ideologi Islam sebagai visi bersama dalam pergerakan mahasiswa dan menjadikan khilafah sebagai mainstream perjuangan mahasiswa” tambahnya.
Kongres kali ini diisi dengan orasi politik dari perwakilan aktivis GEMA Pembebasan serta hadir pula orator dari salah satu aktivis ’98 yaitu Agung Wisnuwardana. Para orator menekankan, bahwasanya keterpurukan yang terjadi di Indonesia juga negeri-negeri muslim lainnya adalah dampak dari diterapkannya sistem Kapitalisme-Demokrasi. Agung mengungkapkan “terbukti reformasi saja tidak cukup, malah memperparah keadaan pasca reformasi ’98, yang kita butuhkan sekarang adalah revolusi yang menyeluruh dan mendasar yaitu merubah sistem yang ada sekarang dengan Ideologi Islam” pungkasnya.
Sebagai inti acara turut dilaunching Manifesto Politik Gerakan Mahasiswa Pembebasan “Manifesto ini dirancang sebagai persembahan untuk pergerakan mahasiswa Indonesia” tutur Purwa Alam Dirja, ketika memberikan penjelasan tentang garis besar Manifesto ini.
Di akhir acara, Ipank ketika membacakan pernyataan sikap GEMA Pembebasan menyatakan “Melalui momentum KMI2014 ini, GEMA Pembebasan menyerukan untuk mengembalikan peran mahasiswa sebagai agen kontrol sosial dan agen perubahan yang mempunyai kejelasan konsep berupa roadmap dan masterplan yang mengarah pada perubahan revolusioner dan lahir dari gagasan gagasan ideologis, dimana Islam sebagai ideologi, syariah Islam sebagai landasan peraturan kehidupan bermasyarakat dan bernegara, dan Khilafah Islamiyah sebagai Institusi politik” tegasnya.
Kongres yang dimulai sejak pagi hari tersebut berjalan lancar, disertai antusiasme peserta yang cukup bagus sehingga mampu menyedot perhatian masyarakat sekitar untuk menyaksikan acara ini. Hingga akhir acara, peserta Kongres tak henti-hentinya meriakkan "Revolusi!..Revolusi!..Revolusi!). [] (Dimas P./MP/ syabab indonesia
0 komentar:
Posting Komentar