
Berikut kultwit @HizbuttahrirID tentang etika berdebat bagi para pengemban dakwah yang ditulis pada Kamis(10/10).
1. Berikut kami sampaikan
2.
3. Beliau berkata, para pengemban dakwah tak boleh menyibukkan diri membantah tuduhan orang2 yg suka berbuat fasad
4. Namun kita harus tetap mendoakan mereka agar mendapat petunjuk dan mendebat dg cara yg lebih baik semampu yg bisa kita upayakan
5. Maka hendaknya kita tdk menyerang mereka dan mencaci mereka dengan tingkat pemikiran rendah yang mereka tempuh
6. Harapan orang2 itu dan orang2 yang ada di belakang mereka adalah untuk menarik kita dalam suasana penuh celaan dan cacian
7. Mereka juga hendak melencengkan para pengemban dakwah dari jalan mulia yakni aktivitas mengemban dakwah ke level yang rendah
8. Para pengemban dakwah tidak pantas dengan sebab apapun melorot ke level rendah itu
9. Para pengemban dakwah tdk boleh terselewengkan dg cara apapun dari mabdanya utk melakukan pertarungan dan pergolakan pemikiran
10. Akan muncul fatwa-fatwa sesat dan pemikiran-pemikiran yang dilabeli Islam, padahal Islam berlepas diri dari semua itu
11. Juga akan muncul penyelewengan makna berbagai nash yang sengaja dilakukan demi meraih kepentingan pribadi
12. Dalam kondisi seperti ini, kewajiban pengemban dakwah menjelaskan kepada masyarakat kerusakan pemikiran2 itu
13. Kita perlu menjelaskan kerusakan orang fasid dari pemikiran2 yang disodorkan, juga menjelaskan kerusakan fatwa2 ulama su’
14. Semua itu harus dilakukan dengan disertai dalil-dalil syar’iy dan ketentuan-ketentuan syariat dalam berdiskusi
15. Diskusi dan penjelasan tidak boleh mengandung uslub defensiveness (kepasrahan bertahan)
16. Harus dihindari memposisikan ide-ide, dakwah dan agama kita berada dalam posisi tertuduh yang hendak dihakimi yang dibela
17. Dlm hal ini, literalism jahiliyah (ketidaktahuan) dan penilaian keliru dlm menentukan sikap dan perbuatan tidak boleh diikuti
18. Sebagai contoh, beberapa kebohongan yang dibuat2 sengaja dilontarkan untuk menyerang syabab dakwah seperti perkataan2 berikut
19. “orang yg duduk tdk bisa memberi fatwa pada orang yg berjuang” – menuduh syabab sbg orang yg duduk saja dan tidak berjuang
20. “tinggalkan saja orang-orang yang tertinggal dari jihad di Palestina” – ungkapan ini menilai syabab sebagai bukan mujahid
21. Harus dijelaskan makna syar’iy ttg alqâ’idîn (orang yang duduk2 saja) yaitu mereka yang duduk2 saja dari aktivitas dakwah
22. Orang yg duduk saja adalah yg enggan berjuang menegakkan khilafah sbg aktivitas yang paling wajib diantara kewajiban syariat
23. Dan harus dijelaskan pula hukum Allah ttng mujahid, ttg jenis2 jihad, hukum jihad melawan musuh agresor
24. Pengemban dakwah wajib menjelaskan kebenaran dari kebatilan dengan terus terang dan menantang hanya takut kepada Allah SWT
25. Sikap mengalah hrus dijauhi oleh pengemban dakwah spt beradaptasi dg orang yg tdk bertakwa baik dlm perkataan maupun perbuatan
26. Juga beradaptasi dengan berbagai fatwa batil, dan dengan anggapan itu lebih baik untuk tidak menimbulkan fitnah
27. Kondisi ini justru akan menggelincirkan pengemban dakwah dari menyatakan hukum2 Allah secara terang2an dan menantang,
28. kepada sikap mengadaptasi, menjilat dan hipokrit serta menghantarkan dakwah pada kegelapan dan mimpi2 buruk
29. Kondisi itu merupakan kondisi orang yang menahan kebaikan dan tidak menyatakan kebenaran secara terang-terangan
30. Dengan itu pengemban dakwah justru berubah menjadi setan yang bisu yang tidak ditoleransi oleh Allah. Wallahua'lam.
0 komentar:
Posting Komentar