
JAKARTA - Pengurus Besar
(PB) NU meminta Indonesia keluar dari World Trade Organization (WTO)
menyusul salah satu rencana keputusan Konferensi IX Tingkat Menteri WTO
di Nusa Dua Bali, yang akan mencabut subsidi untuk petani.
"Daripada menyetujui keputusan pencabutan
subsidi petani, akan lebih bermanfaat Indonesia segera keluar dari WTO,"
kata Ketua PBNU KH Abbas Muin, dalam rilisnya, di Jakarta, Sabtu
(7/12).
Ikut dalam keputusan WTO tersebut menurut Abbas Muin, lebih banyak mudaratnya dibanding manfaatnya.
"PBNU meminta pemerintah untuk meniru
India yang tidak ingin menegosiasikan rencana cadangan pangannya dengan
cara menyubsidi petaninya dan harga pangan tetap terjaga," tegas Abbas
Muin.
Diingatkannya, Gita Wirjawan selaku
Menteri Perdagangan jangan berbuat naif untuk mengikuti keinginan negara
Barat. Padahal mereka bertahun-tahun mempertahankan subsidi untuk
petaninya.
"Jadi, jangan korbankan kepentingan rakyat untuk mendapatkan pujian karena setuju kesepakatan internasional,” tegasnya.
Abbas menjelaskan, Indonesia berpenduduk
terbesar ke-4 di dunia dengan 250 juta warga yang sebagian besar hidup
di sektor pertanian. "Karena itu sudah seharusnya pemerintah RI keluar
dari keanggotaan WTO, dan menggunakan pendekatan hubungan bilateral
perdagangan tanpa harus terikat dengan WTO,” imbuh Abbas Muin.() jpnn/syabab indonesia
0 komentar:
Posting Komentar