728x90 AdSpace

  • Hot News

    Kamis, 26 Maret 2015

    Belajar pada Warren Buffett, Penjual Botol yang Jadi Pengusaha Berharta Rp 945 Triliun

    Jakarta - Warren Buffett adalah orang terkaya nomor 3 di dunia. Pria ini mengenyam masa kecil di Omaha, Amerika Serikat (AS), yang pada usia 7 tahun sudah mulai usaha dengan menjual botol Coca-Cola, dan menjadi bos dari Berkshire Hathaway, kerajaan bisnis dengan aset US$ 525 miliar atau sekitar Rp 6.800 triliun.

    Buffett juga pernah menyambi sebagai loper koran saat berumur 11 tahun. Belum lagi, Buffett pernah menjadi pemungut bola golf yang bisa dijual lagi dengan harga murah kepada pemain golf.

    Kekayaan pria berumur 84 tahun ini menurut Forbes mencapai US$ 72,7 miliar atau sekitar Rp 945 triliun. Buffett merupakan orang terkaya nomor 3 di dunia.

    Mari kita belajar dari kisah sukses dan kebiasaan Buffett, sehingga dia bisa menjadi sukses seperti saat ini. Berikut kebiasaan Buffett seperti dilansir dari CNN, Kamis (26/3/2015).

    1. Tak Pernah Berhenti Belajar

    Pada perayaan 50 tahun Berkshire Hathway, Charlie Munger, orang tertinggi kedua di Berkshire mengatakan soal sifat penting Buffett sehingga bisa sukses seperti sekarang.

    "Buffett membatasi kegiatannya dalam hidup, dan memaksimalkan perhatiannya kepada aktivitas yang dia lakukan. Ini dia lakukan terus menerus selama 50 tahun. Kesuksesan Buffett sama seperti Roger Federer sukses di tenis. Buffett juga melakukan metode yang sama seperti pelatih basket John Wooden yang sukses memenangi banyak pertandingan. Buffett juga terus meningkatkan kemampuannya selama 50 tahun," kata Munger.

    Dalam kata lain, Buffett merupakan orang yang terus belajar dan mengembangkan kemampuannya. Dalam buku "Outliers', Malcolm Gladwell menyarankan semua orang, untuk menjadi ahli dalam suatu bidang, skill atau kemampuan sangat berpengaruh. Namun ada komponen kunci yang sama pentingnya, yaitu latihan. Dan perlu dedikasi bekerja selama 10 ribu jam untuk menjadi ahli yang sejati.

    "Latihan bukanlah hal yang anda lakukan saat anda menjadi ahli. Latihan adalah hal yang dilakukan untuk menjadikan anda ahli," kata Gladwell.

    Gladwell mengambil contoh soal Bill Gates, yang sembunyi-sembunyi keluar dari rumah orangtuanya saat malam untuk mempelajari sistem komputer di sekolahnya. Atau The Beatles yang bermain 8 jam sehari di berbagai bar sebelum menjadi ahli di bidang musik.

    Buffett pernah mengutarakan: "Saya mendesak untuk menghapuskan waktu banyak, hampir tiap hari, untuk duduk dan berpikir. Ada hal yang tidak biasa dalam dunia bisnis di Amerika. Saya membaca dan berpikir, dan terus melakukan itu, dan membuat keputusan yang tidak banyak dilakukan orang dalam bisnis. Saya menyukai ini," kata Buffett.

    Jadi siapa pun anda, kita tidak pernah menjadi sempurna. Namun dengan latihan, anda akan terbantu mendekati kesempurnaan.

    2. Sabar Menjadi Kuncinya

    Dunia di sekeliling kita berputas sangat cepat, dan sulit untuk diikuti. Seperti pernah ditulis The Wall Street Journal, "Butuh 75 tahun bagi telepon untuk mencapai 50 juta pengguna. Sementara Angry Birds hanya butuh 35 hari saja."

    Ada karakteristik yang berbeda dan mengagumkan soal Buffett terkait kesabarannya. Pada 2003 lalu dia menulis:

    "Kami membeli saham Wells Fargo tahun lalu. Kemudian kami memegang saham 6 perusahan besar, kami terakhir membeli saham Coca-Cola di 1994, American Express di 1998, Gillette di 1989, Washington Post di 1973, dan Moody's di 2000. Broker tidak suka terhadap kami."

    Pada 2010 lalu, Buffett membuat pidato kepada para pemegang saham Berkshire: "Kami masih membutuhkan kinerja yang bagus untuk bisnis yang telah ada dan melakukan akuisisi lagi. Kami telah bersiap. Senjata telah diisi, dan jari saya sudah gatal untuk menembaknya," kata Buffett.

    Orang saat ini mengira Buffett akan membeli sebuah perusahaan bernilai miliaran dolar. Padahal, sejak 2010 dan sampai sekarang kas Berkshire mencapai lebih dari US$ 60 miliar, Buffett masih bertahan untuk menunggu waktu yang tepat. Hingga saat ini akhirnya Buffett melalui Heinz, melakukan pembelian Kraft yang mencenangkan, hingga puluhan miliar dolar.  

    3. Memberi Penghargaan Kepada Orang yang Tepat

    Satu hal yang perlu dicatat soal Buffett adalah, kemauannya untuk memuji pegawai di sekelilingnya.

    Pada 2009 lalu, Buffett memberikan penghargaan kepada Ajit Jain, yang mengepalai Berkshire Hathway Reinsurance dan akhirnya ini memunculkan spekulasi, bahwa Ajit bakal menjadi kandidat untuk menggantikan Buffett di Berkshire.

    "Bila Charlie (Munger), saya, dan Ajit berada dalam kapal yang mau tenggelam, dan anda hanya bisa menyelamatkan satu dari kami, berenanglah ke Ajit," kata Buffett kala itu.

    Buffett juga pernah memberi penghargaan kepada Todd Combs dan Ted Weschler, yang mengatur portofolio saham Berkshire, pada 2013 lalu;

    "Di tahun di mana banyak manajer pengelola saham sulit untuk mengangkat indeks saham S&P 500, Todd Combs dan Ted Weschler bisa melakukannya. Sekarang mereka berdua mengelola portofolio senilai US$ 7 miliar. Mereka menghasilkannya. Saya harus mengakui, kinerja investasi mereka bagus," kata Buffett.

    Begitulah pria bernilai lebih dari US$ 70 miliar, yang mengerti bagaimana harus bekerja dengan manusia lain yang penting bagi kesuksesannya. Jadi, siapa pun kita, kita harus berterima kasih kepada orang yang membantu kita. Namun kita juga harus tetap menjadi diri sendiri.

    () detik.com/ syabab indonesia

     

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: Belajar pada Warren Buffett, Penjual Botol yang Jadi Pengusaha Berharta Rp 945 Triliun Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top