Jakarta - Warren Buffett adalah orang terkaya nomor 3
di dunia. Pria ini mengenyam masa kecil di Omaha, Amerika Serikat (AS),
yang pada usia 7 tahun sudah mulai usaha dengan menjual botol Coca-Cola,
dan menjadi bos dari Berkshire Hathaway, kerajaan bisnis dengan aset
US$ 525 miliar atau sekitar Rp 6.800 triliun.
Buffett juga pernah menyambi sebagai loper koran saat berumur 11 tahun. Belum lagi, Buffett pernah menjadi pemungut bola golf yang bisa dijual lagi dengan harga murah kepada pemain golf.
Kekayaan pria berumur 84 tahun ini menurut Forbes mencapai US$ 72,7 miliar atau sekitar Rp 945 triliun. Buffett merupakan orang terkaya nomor 3 di dunia.
Mari kita belajar dari kisah sukses dan kebiasaan Buffett, sehingga dia bisa menjadi sukses seperti saat ini. Berikut kebiasaan Buffett seperti dilansir dari CNN, Kamis (26/3/2015).
"Buffett membatasi kegiatannya dalam hidup, dan memaksimalkan perhatiannya kepada aktivitas yang dia lakukan. Ini dia lakukan terus menerus selama 50 tahun. Kesuksesan Buffett sama seperti Roger Federer sukses di tenis. Buffett juga melakukan metode yang sama seperti pelatih basket John Wooden yang sukses memenangi banyak pertandingan. Buffett juga terus meningkatkan kemampuannya selama 50 tahun," kata Munger.
Dalam kata lain, Buffett merupakan orang yang terus belajar dan mengembangkan kemampuannya. Dalam buku "Outliers', Malcolm Gladwell menyarankan semua orang, untuk menjadi ahli dalam suatu bidang, skill atau kemampuan sangat berpengaruh. Namun ada komponen kunci yang sama pentingnya, yaitu latihan. Dan perlu dedikasi bekerja selama 10 ribu jam untuk menjadi ahli yang sejati.
"Latihan bukanlah hal yang anda lakukan saat anda menjadi ahli. Latihan adalah hal yang dilakukan untuk menjadikan anda ahli," kata Gladwell.
Gladwell mengambil contoh soal Bill Gates, yang sembunyi-sembunyi keluar dari rumah orangtuanya saat malam untuk mempelajari sistem komputer di sekolahnya. Atau The Beatles yang bermain 8 jam sehari di berbagai bar sebelum menjadi ahli di bidang musik.
Buffett pernah mengutarakan: "Saya mendesak untuk menghapuskan waktu banyak, hampir tiap hari, untuk duduk dan berpikir. Ada hal yang tidak biasa dalam dunia bisnis di Amerika. Saya membaca dan berpikir, dan terus melakukan itu, dan membuat keputusan yang tidak banyak dilakukan orang dalam bisnis. Saya menyukai ini," kata Buffett.
Jadi siapa pun anda, kita tidak pernah menjadi sempurna. Namun dengan latihan, anda akan terbantu mendekati kesempurnaan.
Dunia di sekeliling kita berputas sangat cepat, dan sulit untuk diikuti.
Seperti pernah ditulis The Wall Street Journal, "Butuh 75 tahun bagi
telepon untuk mencapai 50 juta pengguna. Sementara Angry Birds hanya
butuh 35 hari saja."
Satu hal yang perlu dicatat soal Buffett adalah, kemauannya untuk memuji pegawai di sekelilingnya.
Buffett juga pernah menyambi sebagai loper koran saat berumur 11 tahun. Belum lagi, Buffett pernah menjadi pemungut bola golf yang bisa dijual lagi dengan harga murah kepada pemain golf.
Kekayaan pria berumur 84 tahun ini menurut Forbes mencapai US$ 72,7 miliar atau sekitar Rp 945 triliun. Buffett merupakan orang terkaya nomor 3 di dunia.
Mari kita belajar dari kisah sukses dan kebiasaan Buffett, sehingga dia bisa menjadi sukses seperti saat ini. Berikut kebiasaan Buffett seperti dilansir dari CNN, Kamis (26/3/2015).
1. Tak Pernah Berhenti Belajar
Pada perayaan 50 tahun Berkshire Hathway, Charlie Munger, orang tertinggi kedua di Berkshire mengatakan soal sifat penting Buffett sehingga bisa sukses seperti sekarang."Buffett membatasi kegiatannya dalam hidup, dan memaksimalkan perhatiannya kepada aktivitas yang dia lakukan. Ini dia lakukan terus menerus selama 50 tahun. Kesuksesan Buffett sama seperti Roger Federer sukses di tenis. Buffett juga melakukan metode yang sama seperti pelatih basket John Wooden yang sukses memenangi banyak pertandingan. Buffett juga terus meningkatkan kemampuannya selama 50 tahun," kata Munger.
Dalam kata lain, Buffett merupakan orang yang terus belajar dan mengembangkan kemampuannya. Dalam buku "Outliers', Malcolm Gladwell menyarankan semua orang, untuk menjadi ahli dalam suatu bidang, skill atau kemampuan sangat berpengaruh. Namun ada komponen kunci yang sama pentingnya, yaitu latihan. Dan perlu dedikasi bekerja selama 10 ribu jam untuk menjadi ahli yang sejati.
"Latihan bukanlah hal yang anda lakukan saat anda menjadi ahli. Latihan adalah hal yang dilakukan untuk menjadikan anda ahli," kata Gladwell.
Gladwell mengambil contoh soal Bill Gates, yang sembunyi-sembunyi keluar dari rumah orangtuanya saat malam untuk mempelajari sistem komputer di sekolahnya. Atau The Beatles yang bermain 8 jam sehari di berbagai bar sebelum menjadi ahli di bidang musik.
Buffett pernah mengutarakan: "Saya mendesak untuk menghapuskan waktu banyak, hampir tiap hari, untuk duduk dan berpikir. Ada hal yang tidak biasa dalam dunia bisnis di Amerika. Saya membaca dan berpikir, dan terus melakukan itu, dan membuat keputusan yang tidak banyak dilakukan orang dalam bisnis. Saya menyukai ini," kata Buffett.
Jadi siapa pun anda, kita tidak pernah menjadi sempurna. Namun dengan latihan, anda akan terbantu mendekati kesempurnaan.
0 komentar:
Posting Komentar