Oleh: Ariani, S.Pd( Aktivis MHTI Tulungagung)
Mahasiswa adalah generasi muda yang memiliki pengetahuan dan
kemampuan lebih untuk bangsa. Mahasiswa dianggap mampu membawa perubahan yang
lebih baik untuk bangsa. Karena itu, seluruh komponen masyarakat mempunyai
harapan besar terhadap peranan mahasiswa. Sayang sekali fakta menunjukkan lain. Banyak mahasiswa
menjadi pelaku kriminal. Narkoba, pelecehan seksual, tawuran sebagian pelakunya
adalah mahasiswa. Fakta miris yang jauh dari harapan.
Baru-baru
ini kita dikagetkan dengan berita, seorang mahasiswa peraih medali emas PON
telah memperkosa seorang gadis 16 tahun. Perilaku bejat mahasiswa Universitas Negeri Semarang
(Unnes), Niko, yang dilaporkan telah memperkosa gadis 16 tahun asal Kendal di
Mess Atlet Unnes langsung direspon pihak kampus. Jajaran rektor dan dekan sudah
menggelar rapat dan memutuskan untuk mengeluarkan atlet peraih medali emas PON
ini. (http://www.jpnn.com) Ini merupakan
bukti bahwa seorang berprestasi pun bisa terjerumus pada kriminalitas di jaman
sekarang. Semua pihak harus ikut mengkoreksi. Bisa jadi hal tersebut merupakan dampak
dari kelemahan sistem pendidikan saat ini.
Sistem pendidikan saat ini selalu mengalami perbaikan, diharapkan
dapat memajukan pendidikan bangsa. Hanya saja pengaruh ideologi kapitalis yang
kental, mengakibatkan perubahan itu seakan-akan sia-sia. Karena sistem
pendidikan saat ini disesuaikan pada kepentingan-kepentingan para pebisnis yang
bermodal saja.
Pemahaman sekuler semakin
memperparah pendidikan saat ini. Agama yang seharusnya bisa menjadi kontrol.
Layaknya seperti pelajaran lain, hanya dipelajari untuk mendapatkan nilai yang
bagus saja. Hal ini terjadi di sistem demokrasi. Sistem Pendidikan yang
mengajarkan kebebasan, menghasilkan manusia yang bebas. Aliran sesat bisa ada karena
kebebasan beragama. Eksploitasi SDA oleh swasta secara besar-besaran bisa ada
karena kebebasan kepemilikan.
Tidak cukup hanya berprestasi dalam akademik saja, out put
pendidikan yang ideal seharusnya juga dapat mengatasi kerusakan moral yang
sering terjadi saat ini. Orang berilmu jika tanpa moral yang baik akan
menjadikan hawa nafsu sebagai dorongan untuk melakukan sesuatu. Hanya kepuasan
materi sajalah yang dicari.
Jika pendidkan sekarang masih saja merumuskan sistemnya dengan
menyelaraskan pada paham kapitalis, jangan harap sistem pendidikan akan semakin
membaik. Justru pendidikan akan semakin terpuruk. Sudah saatnya paham kapitalis
ditinggalkan.
Sistem pendidikan saat ini berbeda jauh dengan pendidikan Islam. Di
dalam Islam, pendidikan haruslah dijamin kualitasnya oleh negara. Tidak hanya
sekedar penilaian akdemik saja, islam menjadikan aqidah Islam sebagai dasar
kurikulum. Dengan keyakinan penuh bahwa untuk mewujudkan generasi berjiwa
pemimpin memerlukan kurikulum berkualitas yang disusun berdasarkan dan
berorientasikan ideologi Islam bukan pasar. Materi dan metode pendidikan
didesain sedemikian rupa sehingga peserta didik memahami dan meyakini bahwa
eksisitensi Allah swt adalah benar adanya. Kesadaran ini dimanivestasikan
dengan memandang keridhoan Allah swt sebagai kebahagiaan tertinggi, dan
keterikatan kepada syariat Allah swt adalah mutlak.
Di samping itu, peserta didik memandang islam sebagai sistem
kehidupan satu-satunya yang layak bagi manusia. Di atas prinsip-prinsip ini,
nilai-nilai akhlak mulia benar-benar menghiasi segenap aktivitas pelajar. Sistem pendidikan Islam telah terbukti mampu mewujudkan generasi
berjiwa pemimpin, menjadi pelopor di segala bidang kehidupan. Mulai dari
pemerintahan, sains dan teknologi, militer hingga ekonomi. Dunia telah mengakui
kehebatan mereka, sebut saja para khulafaur Rasyidin, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd,
Muhammad Al Fatih, Shalahudin Al-Ayyubi, Umar bin Abdul Aziz, para Imam mazab,
dll.
Sudah saatnya semua insan pendidikan mengalihkan pandangannya ke
sistem pendidikan islam yang bernaung dalam kekhilafahan. Teruntuk mahasiswa
khususnya, sudah saatnya bangkit. Menyadari peranan mahasiswa sangatlah penting.
Mahasiswa Sebagai Iron Stock
(penerus masa depan), Agent of
Control dan Agent Of Change, serta mahasiswa sebagai Problem Solver. Semoga bersama-sama, bisa berjuang demi terwujudnya generasi
berjiwa pemimpin, penyokong peradapan unggul. Tentu saja demi menggapai ridho
Allah. Wallahu
a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar