Oleh: Adriansah,
S.Pd. Mahasiswa Pascasarjana UNINDRA—LKM HTI Wilayah Purwasuka Jawa
B arat
Mahasiswa dan
perubahan, dua kata yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Mungkin sepintas dua
kata itu tidak ada kaitannya, namun jika kita kaji lebih dalam lagi mahasiswa
dan perubahan sangat erat sekali hubungannya. Mahasiswa yang identik dengan
ke-intelektualannya dan juga sebagai agent of change bagi masyarakat.
Tidak ada perubahan
tanpa mahasiswa! Mungkin kalimat inilah yang sering kita dengar. Bagaimana
tidak fakta menunjukan bahwa setiap sejarah perubahan di negeri ini tidak
terlepas dari peran mahasiswa. Kita bisa melihat di era Orde lama negeri ini
tidak lepas dari peran para pemuda yang terdidik secara akademik dan memimpin
negeri ini. Pada era Orde Baru saat itu pula yang berperan adalah para
mahasiswa dan pemuda kesayangan bangsa ini, kemudian pergolakan mahasiswa
terjadi pada tahun 1998 dengan tuntutan mundurnya Soeharto dari jabatan
presiden. Pada masa itu mahasiswa semua bergerak dan bersatu untuk menumbangkan
rezim Orde Baru dan akhirnya berhasil membawa perubahan yang diharapkan yakni
bergantinya Orde baru menjadi Reformasi hingga hari ini.
Evaluasi
historis
Sepanjang sejarah
negeri ini memang selalu ada perubahan yang digulirkan, namun perubahan yang dilakukan
masih belum berarti untuk kebaikan di negeri ini. Perubahan yang diusung oleh
banyak gerakan-gerakan mahasiswa di negeri belum mendapatkan tempat dihati
masyarakat. Hal ini terjadi karena setidaknya ada dua hal yang menyebabkan itu
terjadi: pertama, Ikatan dan sinergi antar organ gerakan mahasiswa lemah dan hanya bersifat
kepentingan sesaat dan emosional, kedua, tidak
adanya kesamaan persepsi/pemahaman terhadap masalah serta solusi dari masalah yang dihadapi.
Ikatan dan sinergi
pergerakan mahasiswa lemah dikarenakan ikatan yang mengikat mahasiswa adalah
ikatan yang rapuh dan temporal yakni Nasionalisme, padahal ikatan ini tidak
mungkin akan menyadarkan dan membangkitkan masyarakat karena hakikat dari
ikatan Nasionalisme adalah muncul dikarenakan ada ancaman atau gangguan setelah
itu hilang maka hilang pula ikatan ini. Selain itu ikatan Nasionalisme juga
bersifat sesaat dan semangat yang hanya sementara. Inilah yang terjadi pada
pergerakan mahasiswa dari awal mulanya sampai hari ini.
Tidak adanya kesamaan
pemahaman/persepsi dari pergerakan mahasiswa terhadap masalah yang dihadapi
sehingga tidak mampu memberikan solusi yang tepat. Hal ini dikarenakan
pemahaman dikalangan pergerakan mahasiswa ditunggangi oleh pemahaman
sekuler-liberal yang notabene adalah buah dari sistem kapitalisme yang
ditancapkan dan diterapkan di negeri ini. Inilah yang menjadi pemahaman
pergerakan mahasiswa di negeri ini, sehingga mereka bertindak dan memberikan
solusi atas arahan dari sistem kapitalisme.
Lahirnya beberapa
tipe kelompok mahasiswa
Ketika melihat
kondisi kerusakan yang ada saat ini setidaknya ada beberapa tipe kelompok
mahasiswa dalam menanggapi permasalahan tersebut:
1. Kelompok
pertama, adalah mereka yang
merasa tidak
puas dengan kondisi sekarang, lalu melakukan perubahan dengan cara yang tidak tepat. Kelompok ini biasanya melakukan tindakan yang merugikan masyarakat
semisal melakukan demo dan berakhir anarkis, merusak fasilitas umum, membakar
ban dijalan, dan kadang dilakukan tindakan yang lebih berutal lagi. Kelompok
ini merespon masalah yang terjadi dengan jalan yang tidak benar dan bukan
solusi yang diberikan namun malah menambah permasalahan.
2. Kelompok yang
kedua, adalah mereka yang
cuek terhadap kondisi kehidupan masyarakat, mereka tidak peduli dengan penderitaan
dan kesengsaraan masyarakat. Kelompok kedua ini terdiri
dari mahasiswa yang hedonis dan individualis, mereka hanya menjadi mahasiswa
yang menuruti hawa nafsu mereka dengan bergaya hidup mewah serta bersifat individualis
tanpa memikirkan nasib masyarakat di sekeliling mereka. Mereka hanya disibukan
oleh hal-hal yang tidak manfaat seperti nongkrong di jalan, ngobrol di kantin, main
game, berada di klab malam dan kegiatan-kegiatan lain yang tidak sedikitpun ada
manfaatnya bagi dirinya apalagi bagi orang lain.
3. Kelompok ketiga,
adalah mereka yang “terbius” sehingga terjerat dan terjerumus dalam bejatnya sistem kehidupan masa kini. Kelompok ini biasanya berteriak lantang di depan para penguasa
menyuarakan perubahan, namun setelah mereka “dilobi” untuk tidak meneriakan
perubahan dengan syarat mereka mendapatkan posisi yang enak di lembaga-lembaga
pemerintahan yang ada serta diberikan tempat yang “layak” bagi kehidupan masa
depan mereka. Kelompok mahasiswa seperti ini banyak terjadi di negeri ini, dan
mereka justru menjadi kaki tangan penguasa untuk melegalkan dan melanggengkan
sistem yang ada saat ini.
4. Kelompok yang
keempat, adalah kelompok
pemuda-mahasiswa yang peduli dan sadar akan kerusakan dan kebobrokan sistem yang ada
akibat tidak diberlakukannya aturan Islam dalam realitas kehidupan. Kelompok mahasiswa ini
bergerak dan berjuang karena didasarkan satu pemikiran dan perasaan serta
aturan yang sama yakni Islam. Kelompok ini lahir dari sebuah ideologi yang kuat
dan kokoh yakni ideologi Islam yang memiliki seperangkat ide/pemikiran(fikroh)
serta metode(Thariqoh) untuk menerapkan fikroh tersebut. Kelompok mahasiswa ini
senantiasa menyampaikan kebenaran serta mengungkap kebobrokan sistem yang ada
(kapitalisme) saat ini. Sebagai wujud kepedulian mereka terhadap keterpurukan
dan kedzaliman di tengah-tengah masyarakat, mereka senantiasa menyuarakan
perubahan secara revolusioner dengan menerapkan syariah islam secara kaffah
dalam naungan Khilafah.
Dari beberapa tipe
kelompok mahasiswa yang diuraikan di atas anda berada di kelompok mana? Jika
anda berada di kelompok pertama maka anda harus berpikir ulang lagi jika ingin
bertindak jangan sampai merespon masalah hanya dengan modal semangat belaka.
Jika anda berada pada kelompok kedua maka anda adalah mahasiswa yang tidak
peduli pada keadaan serta permasalahan yang sedang terjadi di tengah-tengah
anda, maka anda harus segera pindah dari posisi anda menjadi mahasiswa yang
peduli. Jika anda termasuk mahasiswa kelompok ketiga maka saatnya anda sadar
bahwa saat ini anda sedang berada pada kondisi yang terpuruk karena telah
terjerat pada sikap pragmatis. Jika anda berada pada kelompok mahasiswa keempat
maka pilihan anda tepat karena anda telah memilih jalan yang tepat sebagai agent
of change untuk membawa perubahan negeri dan dunia ini menjadi lebih baik
dengan sistem yang baik pula.
Reposisi Peran:
Merumuskan Tujuan
Mahasiswa dan
pergerakan saat ini perlu melakukan Reposisi peran yakni merumuskan tujuan yang
sebenarnya dengan jalan membuat suatu perubahan dari kondisi senyatanya (DAS
SEIN) menuju kondisi yang ideal (DAS SOLLEN).
Jika kita melihat
kondisi yang terjadi di negeri dan bahkan di dunia saat ini maka kita akan
menemukan keterpurukan dan banyak permasalahan yang terjadi serta menimpa manusia
khususnya ummat Islam. Di negeri yang
mayoritas muslim ini, Indonesia kembali menjadi negara yang berada di bawah
garis kemiskinan, negara yang dengan hutangnya hingga saat ini mencapai 2000
Triliyun lebih, belasan juta orang kehilangan pekerjaan, 40 juta orang menganggur 1 juta diantaranya adalah
sarjana, Jutaan anak putus sekolah, bahkan Indonesia termasuk negara terkorup
di dunia, Kerusakan moral dan kriminalitas meningkat 1000%, pornografi dan
pornoaksi makin marak, Perceraian meningkat 400%, penghuni rumah sakit jiwa meningkat
300%, PT Freeport yang dikuasai oleh AS hingga hari ini masih mengeruk kekayaan
alam yakni emas di Papua dan bahkan diperpanjang kontraknya hingga 2040 nanti.
Tidak hanya
penjarahan dan pengekploitasian kekayaan alam saja, namun di belahan dunia muslim
lainnya saudara seakidah kita dibunuh dan dibantai. Di Suriah puluhan ribu kaum
muslimin terbunuh, di Palestina kaum muslimin hingga hari ini masih dibunuh, di
Rohingya kaum muslimin dibantai dan dibunuh dengan cara yang sangat keji,
saudara-saudara kita di Afrika tengah hingga hari ini mereka dibunuh dengan
cara dibakar serta cara keji lainnya, muslimah di China diminta untuk
menggugurkan kandungan mereka dan dipaksa jika tidak mereka akan dibunuh, saat
ini saudara kita ikhwanul muslimin di Mesir dicap sebagai teroris dan akan
dibunuh secara masal. Inilah realitas yang terjadi di belahan dunia akibat
diterapkannya aturan kapitalisme-demokrasi yang senantiasa mengatasnamakan HAM
dan kebebasan.
Secara ekonomi
negeri-negeri muslim di ekploitasi kekayaan alamnya oleh penjajah Barat yakni
AS dan sekutunya, banyak kekayaan alam terutama di Indonesia sampai hari ini
diambil oleh asing misalnya tambang minyak di Blok Cepu, Tambang emas di Papua,
Gunung ciremai hari ini akan di jual senilai 60 Tryliun ke Chevron dan masih
banyak yang lainnya.
Secara politik negeri
muslim khususnya di indonesia sampai saat ini penuh dengan intervensi asing,
bagaimana sistem pemilu dalam demokrasi yang syarat dengan politik uang yang
menghabiskan anggaran yang cukup besar untuk melakukan pesta demokrasi seperti
yang akan digelar pada April 2014. Sistem politik ala demokrasi memang banyak
membuat para elit politik berlomba-lomba untuk mendapatkan kursi jabatan di
Legislatif, banyak orang mencalonkan diri menjadi caleg baik tingkat daerah
maupun tingkat provinsi dan tentu mereka harus mengeluarkan biaya politik yang
tidak murah alias sangat mahal sekali. Sehingga tidak menutup kemungkinan akan
banyak para caleg yang akan stres jika tidak menang dalam pemilu dikarenakan
sudah mengeluarkan biaya yang mahal.
Secara budaya
negeri yang mayoritas muslim ini diserang oleh budaya barat yang syarat dengan
penuh kebebasan. Kerusakan moral para remaja seperti seks bebas, narkoba,
miras, pembunuhan, hamil di luar nikah, pacaran, aborsi bahkan tindakan
kriminal seperti membunuh pelakunya adalah remaja. Dari segi pendidikan di
negeri ini amburadul dengan kurikulum ala penjajah barat yang menghasilkan
lulusan pendidikan sekuler-liberal dengan kualitas rendah dan biaya sangat
mahal. Dari sisi media massa hingga hari ini masih dipegang oleh penjajah barat
yang syarat menjadi media untuk merusak tatanan kehidupan kaum muslimin dengan
menyodorkan tontonan yang tidak mendidik sampai menyebarkan kristenisasi
melalui media massa.
Semua permasalahan
yang terjadi tersebut bersumber dari sistem atau aturan yang diterapkan di
seluruh dunia saat ini yakni sistem kapitalisme-sekuler. Kapitalisme adalah
sistem yang peradabannya materialisme, kehidupannya penuh dengan kesenjangan,
kezaliman, kerusakan dan dehumanisme (sistem yang tidak manusiawi). Secara
faktual kondisi yang terjadi adalah krisis kehidupan multidimensional
(kebodohan, kezaliman, kemiskinan, kemerosotan moral, dan lain-lain) dan akar
masalahnya adalah sistem kehidupan yang berdasarkan ideologi kapitalisme-sekuler.
Mahasiswa dan
pergerakan saat ini sudah saatnya merumuskan tujuan yang jelas dan tepat untuk
mendapatkan solusi atas permasalahan yang terjadi di negeri ini dan juga dunia.
Untuk merumuskan tujuan mencapai solusi yang tepat maka mahasiswa dan
pergerakan membutuhkan kerangka berpikir yang jelas dan benar terkait kondisi
yang terjadi, dan itu hanya akan diperoleh dari Islam tidak dengan yang lain. Islam
adalah sebuah agama sekaligus ideologi yang memiliki seperangkat aturan untuk
mengatur seluruh aspek kehidupan (politik, ekonomi, pendidikan, sosial, ibadah,
dan lain-lain).
Maka satu-satunya
solusi yang ditawarkan oleh mahasiswa dan pergerakan adalah Islam. Maka arah
perubahan yang ditawarkan oleh mahasiswa adalah dari kondisi penerapan ideologi
kapitalisme-sekuler (politik, ekonomi, sosial, pendidikan, dan lain-lain) yang
rusak ini menuju kondisi yang ideal yakni dengan ideologi islam. Ideologi Islam
itu hanya bisa ditegakan dengan institusi negara dan itu adalah Khilafah
Islamiyah. Kenapa mesti Khilafah Islamiyah? Karena Khilafah Islamiyah wajib
tegak secara syar’i dan ini adalah kewajiban dari Allah swt serta janji Allah
swt, sebagaimana firman Allah swt:
Dan Allah telah
berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa
di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka,
sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah
(janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS an Nuur [24]: 55).
Selain itu
penerapan syariat islam secara kaffah hanya dapat dilaksanakan dengan Khilafah
Islamiyah. Umat islam hanya akan bersatu di seluruh dunia hanya dengan Khilafah
islamiyah. Sistem yang saat ini diterapkan yakni Kapitalisme hanya akan hilang
dengan adanya Khilafah Islamiyah. Oleh karena itu keberadaan Khilafah Islamiyah
menjadi sebuah kewajiban dari Allah swt yang harus ditegakan oleh kaum
muslimin.
Misi Pembebasan
Ummat
Jika kita melihat
solusi yang diberikan oleh Islam maka mahasiswa dan pergerakan harus merumuskan
misi pembebasan ummat dari cengkeraman kapitalisme-sekulerisme saat ini.
Sebelumnya mahasiswa dan pergerakan harus memahami bahwa kapitalisme saat ini
memiliki senjata untuk mencengkeram ummat yakni dengan pemahaman kapitalisme,
sistem dan aturan kapitalisme. Pemahaman kapitalisme ialah seperangkat ide yang
dijadikan pemikiran mendasarnya yaitu ide sekulerisme (pemisahan agama dari
kehidupan) yang intinya urusan ibadah diserahkan pada agama sedangkan aturan
politik, ekonomi, sosial, hukum, pendidikan dan lain-lain itu diserahkan kepada
hukum buatan manusia. Sistem dan aturan kapitalisme adalah alat untuk
memperopagandakan kapitalisme yakni dengan menerapkan demokrasi di seluruh
dunia termasuk negeri muslim. Demokrasi memiliki seperangkat aturan yakni HAM
dan kebebasan yang menjadi senjata untuk mengatur manusia. Kebebasan dalam
demokrasi ada empat yaitu: kebebasan beraqidah, kebebasan berpendapat,
kebebasan berperilaku, dan kebebasan kepemilikan.
Mahasiswa dan
pergerakan dalam misinya membebaskan ummat dari cengkeraman kapitalisme dengan
memutus hubungan kapitalisme dengan ummat. Hal ini dapat dilakukan dengan tiga
cara: Pertama, melakukan siroul fikr (perang pemikiran)
terhadap ide dan pemikiran sekulerisme termasuk demokrasi yang diterapkan saat
ini dengan pemahaman dan pemikiran Islam yang bersumber dari akidah Islam. Kedua,
melakukan kifahus siyasi (pergolakan politik) dengan cara membangun
kesadaran umum kepada ummat tentang pemahaman islam serta membongkar kebusukan
sistem kapitalisme-demokrasi yang rusak saat ini. Ketiga,
melakukan thalabun nusroh (mencari pertolongan) kepada ahlu quwwah yakni
mereka yang memiliki kekuatan dan pengaruh seperti para jenderal, militer, serta
para penguasa yang ikhlas memberikan kekuasaan mereka hanya untuk kemenangan
dan tegaknya islam. Thalabun nusroh dilakukan tentu dengan cara yang
benar sesuai yang dicontohkan oleh baginda Rasulallah SAW dan tidak dengan cara
kekerasan (laa maddiyyah).
Inilah yang
seharusnya dilakukan oleh mahasiswa dan pergerakan saat ini. Ketika hubungan
penerapan kapitalisme dengan ummat saat ini telah diputus oleh tiga cara yang
telah dijelaskan di atas maka ummat akan berubah dan bergerak bersama menjadi agent
perubahan serta memberikan kepercayaan mereka pada islam untuk diterapkan
dalam bingkai negara yakni Khilafah Islamiyah. Hanya dengan cara ini ummat akan
terbebaskan dari belenggu kapitalisme yang telah menancap dan telah mengakar di
tubuh ummat.
Peran Mahasiswa
Menuju Revolusi Damai dengan Syariah dan
Khilafah
Bagaimana
peran mahasiswa? Sebagai mahasiswa muslim tentu tidak ada pilihan lain kecuali
mengamalkan akidah islam. Sebagai konsekuensi keimanan setiap muslim maka sudah
seharusnya hanya mengambil islam sebagai solusi atas setiap permasalahan yang
terjadi serta menerapkan syariah islam secara kaffah.
Mahasiswa
membutuhkan pergerakan yang bersfat ideologis (islam yang kuat) untuk melakukan
perubahan secara revolusioner. Pergerakan mahasiswa tidak boleh hanya melakukan
aktifitas moral atau sosial saja, karena hal ini tidak akan pernah mampu
mengubah kondisi ummat saat ini. Pergerakan mahasiswa harus bersifat ideologis
yakni menjadikan fikroh islam (pemikiran islam) sebagai pemikiran mereka
serta thariqoh (metode) yang telah dicontohkan oleh baginda Rasulallah
SAW dalam mendakwahkan Islam sebagai metode mereka dalam bergerak dan berjuang.
Inilah
eksistensi/keberadaan pergerakan yang bersifat ideologis menjadi “harga mati”
dalam melakukan perubahan yang revolusioner dengan jalan damai tanpa kekerasan
dan tindakan lain yang tidak sesuai dengan islam. Inilah peran mahasiswa dan pergerakan dalam
mewujudkan perubahan yang hakiki bagi kemaslahatan ummat.
Tentu
untuk melakukan perubahan yang bersifat revolusioner tidak mungkin akan
terwujud dengan jalan selain islam. Hanya jalan islam satu-satunya yang benar dan
mampu membawa perubahan yang lebih baik. Untuk itu diperlukan berfikir
perubahan (tafkir taghyir) dari mahasiswa dan pergerakan yang ada saat
ini. Ada tiga cara untuk mewujudkan berfikir perubahan tersebut yakni pertama,
dengan melakukan ideologisasi, kedua, melakukan pertarungan
wacana, ketiga, melakukan action/aksi nyata.
Melakukan
ideologisasi, mahasiswa dan pergerakan harus menjadikan ideologi islam sebagai
ideologi pergerakan dan perjuangan mereka. Hal ini dapat diwujudkan dengan
mengkaji dan memahami islam sebagai ideologi yang mampu menyelesaikan semua
problem yang terjadi saat ini. Mahasiswa dan pergerakan senantiasa menjadikan
islam sebagai solusi atas setiap permasalahan yang ada serta menyebarkan
pemikiran islam di tengah-tengah ummat.
Melakukan
pertarungan wacana, mahasiswa dan pergerakan harus selalu menyadarkan ummat
atas kebobrokan dan kerusakan sistem yang diterapkan saat ini. Membongkar
segala kebusukan sistem yang ada serta menjelaskan solusi yang benar atas
permasalahan yang terjadi. Membangun kesadaran politik pada ummat bahwa sistem
yang ada saat ini membuat rusak di segala bidang sendi kehidupan dan ini harus
segera diganti dengan sistem yang benar yakni islam dalam naungan Khilafah
Islamiyah.
Action/aksi nyata, sebagai wujud kepedulian mahasiswa dan
pergerakan atas kerusakan dan kebobrokan sistem saat ini adalah bergerak dan
berjuang bersama ummat untuk menyuarakan perubahan secara revolusioner dengan
melakukan kaderisasi serta menyampaikan opini tentang islam di tengah-tengah
ummat agar ummat tercerdaskan oleh islam. Tentu hal ini akan terwujud jika
mahasiswa dan pergerakan saat ini mendakwahkan islam sebagai ideologi di
tengah-tengah ummat. Tidak hanya menyampaikan islam sebagai solusi saja namun
mengajak ummat untuk menegakan Khilafah Islamiyah sebagai institusi yang akan
menerapkan syariah islam secara totalitas. Inilah peran mahasiswa dan
pergerakan menuju revolusi damai dengan Syariah dan Khilafah.() syabab indonesia
0 komentar:
Posting Komentar