
The
New York Times mengkritik seharusnya Washington tidak menjamin rezim
Mesir yang represif dalam mempertahankan demokrasi dan menjaga
stabilitasnya. Mesir mungkin ditakdirkan untuk mengulangi
kesalahan di era Mubarak, namun kebijakan Amerika tidak perlu mengulang
kesalahan juga.
Dalam sebuah editorial yang diterbitkan
pada Rabu (27/11), surat kabar New York
Times menegaskan meningkatnya suara penentangan terhadap
pemerintah transisi dan Menteri Pertahanan Jenderal Abdel Fattah Al –
Sisi, termasuk dari mereka yang sebelumnya mendukung kudeta dan tindakan
keras terhadap Ikhwanul Muslimin.
Namun dengan keadaan negara
Mesir yang menjadi lebih represif hari demi hari, surat
kabar itu memperingatkan bahwa semakin sulit untuk menilai tingkat yang
sesungguhnya dari penentangan terhadap rezim militer.
Surat kabar itu mencatat: “Pemerintah yang didukung militer yang
telah memerintah Mesir selama lima bulan terakhir
tampak menjadisemakin mirip dengan zaman kediktatoran di era Hosni
Mubarak.”
Editorial surat kabar itu menjelaskan bahwa
upaya terbaru untuk menekan protes, apakah melalui keputusan
hukum maupun denganpenggunaan kekerasan, telah mengakibatkan “segala
bentuk perbedaan pendapat di masyarakat pada saat ini [menjadi] tunduk
pada sikap represif.”
Surat kabar itu menyebutkan bahwa
perkembangan ini sungguh “mengkhawatirkan”, sambil menambahkan:
”Washington seharusnyatidak boleh membiarkan dirinya menjadi jaminan
rezim Mesir yang memerlukan praktek-praktek represif
untuk mempertahankan demokrasi dan atau menjaga stabilitas. Mesir
mungkin ditakdirkan untuk mengulangi kesalahan di era
Mubarak, namun kebijakan Amerika tidak perlu mengulang kesalahan
juga.” []rz/https://www.middleeastmonitor.com/hti press/syabab indonesia
0 komentar:
Posting Komentar