728x90 AdSpace

  • Hot News

    Jumat, 06 Desember 2013

    Benarkah Australia Menyesal Telah Menyadap indonesia?


    Menteri Luar Negeri Australia, Julie Isabel Bishop, khusus terbang ke Indonesia menemui Menlu RI Marty Natalegawa. Bishop menyatakan penyesalan Australia telah menyadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ani Yudhoyono, Wapres Boediono, Jusuf Kalla dan sejumlah pejabat lain.

    "Kami menyesali atas apa yang telah terjadi pada masyarakat Indonesia," ujar Bishop, Kamis (5/12).

    Selain menyesal, Australia berjanji tak akan menyadap pemerintah Indonesia lagi.

    "Perdana Menteri Australia menyampaikan bahwa mereka tidak akan melakukan apapun yang merugikan dan mengganggu Indonesia," ujar Menlu Marty Natalegawa

    Benarkah Australia kapok? Atau meminjam istilah Jawa, 'kapok lombok'? Istilah kapok lombok diibaratkan kapok sesaat. Sama seperti orang yang kepedasan makan sambal, setelah rasa pedasnya hilang, kembali makan sambal lagi. Istilah kapok lombok sering juga disebut tobat sambal. Tobat sesaat karena kepedasan.

    Bukan sekali dua kali Australia menyadap pejabat di Indonesia. Artikel yang ditulis Philip Dorling dalam harian koran Australia The Age, berjudul: Canberra doesn't trust Jakarta, edisi 19 November 2013. Dia menyebut Australia telah memata-matai Indonesia sejak 1954, tepatnya sejak negeri Kanguru itu membangun kantor kedutaan luar negeri pertama di Jakarta.

    Menurut Philip, di balik deklarasi persahabatan antara kedua negara bertetangga ini, Australia tidak pernah percaya dengan Jakarta, meski mereka sudah menjalin kerja sama bidang keamanan dan intelijen dengan Indonesia.

    "Kami tidak menganggap Indonesia sebagai sahabat sejati dan kami tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa suatu hari, jauh di masa depan, (Indonesia) mungkin menjadi ancaman," ujarnya.

    "Kami telah memata-matai Jakarta untuk waktu yang sangat lama. Kedutaan Australia di Jakarta adalah lokasi stasiun luar negeri pertama dari Intelijen Rahasia Australia, didirikan pada tahun 1954, dan ASIS ( Australian Secret Intelligence Service) selalu membuat Indonesia sebagai prioritas utama."

    Buku harian Duta Besar Australia pertama Sir Walter Crocker di Indonesia mengungkap intelijen Australia melakukan penyadapan sinyal direktorat pertahanan secara rutin sejak pertengahan 1950-an.

    Pada 1960, badan intelijen Inggris bernama GCHQ (The Government Communications Headquarters), membantu Australia membongkar sinyal pertahanan dari mesin sandi Hagelin yang diproduksi Swedia. Mesin ini dipakai kedutaan besar Indonesia di Australia.

    Berikutnya pada 1970-an, fasilitas radio sinyal pertahanan yang ada di Shoal Bay, di luar Darwin, telah memantau komunikasi militer Indonesia, misalnya rencana Indonesia ketika hendak menginvasi serangan ke pendudukan Timor-Timur.

    Beberapa fakta menunjukkan intelijen Australia pun menyadap komunikasi militer Indonesia tahun 1999 saat krisis Timor Timur.

    Saat itu Defence Signals Directorate (DSD) begitu leluasa mengorek beberapa informasi penting dari komunikasi militer Indonesia. Australia memang menjadi salah satu tulang punggung United Nations Mission in East Timor (UNAMET). Misi PBB yang mengawasi jalannya referendum Timor-timur. Akan tetap bergabung dengan Indonesia, atau memilih merdeka. UNAMET mulai bertugas 11 Juni 1999.

    Fakta penyadapan ini dituturkan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy Suryo , yang juga pakar teknologi informasi. Beberapa tulisan juga telah dipublikasikan di Sidney Morning Herald edisi 14 Maret 2002.

    Tak tanggung-tanggung, yang disadap tokoh-tokoh kunci di Badan Intelijen Negara dan petinggi TNI/Polri. Australia leluasa mendengar percakapan rahasia soal pengiriman pasukan Kopassus ke Timor-timur. Ada juga dukungan militer Indonesia pada milisi pro-integrasi.

    Rupanya hingga SBY berkuasa tahun 2009 lalu, penyadapan terus dilakukan. Jadi semoga kali ini permintaan maaf dan tobatnya Australia soal penyadapan bukan sekadar 'kapok lombok'.() merdeka.com/syabab indonesia
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: Benarkah Australia Menyesal Telah Menyadap indonesia? Rating: 5 Reviewed By: Anonim
    Scroll to Top