
Pemerintah selalu membangga-banggakan proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi atau biasa disebut MP3EI. Pemerintah selalu yakin program ini bisa mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
MP3EI disebut-sebut sebagai sebuah konsep yang komprehensif dengan memadukan berbagai potensi wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke plus dengan berbagai dinamikanya.
Manajer Penggalangan Dukungan Jatam (Jaringan Advokasi Tambang) Andika punya pandangan sendiri. Dia melihat proyek ini hanya akal-akalan pemerintah untuk mengeruk Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia yang kemudian akan diambil asing. Menurut Andika, dalam proyek ini Jepang sangat berambisi untuk menanamkan investasi dalam jumlah besar.
"Mendukung proyek ini Jepang dan pemerintah membuka situs-situs terbelakang untuk di eksploitasi. Ada tambang, Sulawesi ada nikel, ada mangan agak ke Timur Indonesia, LNG di Sulawesi Tengah," ucap Andika dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (4/9).
Dia menuding Jepang ingin memonopoli pertambangan minyak Indonesia. "Energi gas dan minyak monopoli Mitsubishi. MP3EI salah satu cara melancarkannya. Jepang mau monopoli dalam proses, penjualan dan semuanya," katanya.
Tidak hanya itu, pemerintah juga menggunakan momen implementasi MP3EI sebagai bahan untuk mengubah berbagai regulasi dan UU untuk memudahkan asing masuk Indonesia. Semua penghambat bagi investor asing dipangkas.
"Ada satu jalan 28 KM dipindahkan dengan jalan baru tanpa ada izin pemindahan dan dijaga kopasus. Ini ada di suatu daerah," katanya.() merdeka.com, 04/09/2013
0 komentar:
Posting Komentar