Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi yang dilakukan pemerintah beberapa waktu lalu dinilai masih menguntungkan orang-orang kaya ketimbang orang miskin yang terkena dampak akibat kenaikan tersebut.
Direktur Indef Enny Sri Hartati mengatakan pemerintah telah memberikan kompensasi untuk masyarakat miskin atas kenaikan BBM seperti Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), Program Keluarga Harapan (PKH), Beasiswa Siswa Miskin (BSM) dan beras miskin. Namun, kompensasi tersebut tidak terlalu menguntungkan masyarakat miskin.
"Orang kaya yang akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga BBM subsidi ini ketimbang orang miskin," ujar dia dalam acara Seminar 'Setelah Harga BBM Dinaikkan: Dampak Terhadap Ekonomi Politik' di Akbar Tanjung Institute, Jakarta, Rabu (3/7).
Menurut dia, dengan kenaikan harga BBM tersebut, Bank Indonesia (BI) akan menaikkan BI Rate yang menyebabkan suku bunga bank deposito mengalami kenaikan, sehingga aset atau kekayaan masyarakat kaya akan meningkat.
"Karena BI rate juga akan dinaikkan dan suku bunga deposito bank meningkat sehingga aset atau kekayaan 1 persen penduduk kaya yang berkontribusi 41 persen PDB akan meningkat, ini kenapa orang kaya sangat diuntungkan," tegas dia.
Enny menegaskan seharusnya pemerintah mengalokasikan penghematan kenaikan BBM subsidi untuk meningkatkan produktivitas perekonomian sehingga pertumbuhan ekonomi dapat ditingkatkan bukan untuk program kompensasi seperti BLSM.
"Bagaimana kita ingin mengembalikan fiskal kita agar benar-benar berperan sebagai stimulus fiskal. Bagaimana pemerintah hadir untuk mendorong stimulan ekonomi. Artinya, kebijakan kenaikan harga BBM harus merefleksikan itu," pungkas dia.() merdeka.com, 04/07/2013
0 komentar:
Posting Komentar