Jakarta -- Kalau selama ini para kader dan simpatian Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ada yang tidak menggunakan hak pilihnya dalam setiap pemilu legislatif, pilpres maupun pilkada, itu bukan berarti merupakan anjuran dari pimpinan HTI. Sebab tidak pernah ada sama sekali anjuran bagi para anggota HTI agar menjadi golput.
“HTI tidak pernah menganjurkan anggotanya untuk golput. Memilih dan tidak memilih adalah hak masing-masing individu. Maka gunakanlah sebaik-baiknya untuk memilih yang terbaik dari partai Islam,” ungkap Juru Bicara HTI, Muhammad Ismail Yusanto di Gelora Bung Karno (GBK), Ahad (2/6).
Namun diakuinya, sampai saat ini HTI belum pernah menganjurkan simpatisan atau kadernya untuk masuk menjadi anggota DPR-MPR ataupun DPD. Namun kader Hizbut Tahrir di Libanon dan Yordania pernah menjadi anggota Parlemen disana, tetapi akhirnya direcall karena selalu memperjuangkan tegaknya Syariah dan Khilafah.
Diakuinya, sampai sekarang HTI belum pernah menempuh politik praktis dengan masuk ke Parlemen. Sebab dikhawatirkan jika menjadi anggota Parlemen maka akan terjadi negosiasi dalam proses legislasi dengan kekuatan politik lain. Padahal seharusnya proses legislasi harus berdasarkan pada Al Qur’an dan As Sunnah, bukan negosiasi.
“Proses legislasi dengan negosiasi seperti itulah yang selalu ditentang HTI. Sebab kedaulatan berada ditangan Allah SWT, bukan ditangan para wakil rakyat,” tegas Muhammad Ismail Yusanto.() suara-islam.com, 03/06/2013
0 komentar:
Posting Komentar