"PKS juga harus mampu membuktikan pernyataan-pernyataan elite mereka yang kerap mengatakan sumber pendanaan partai berasal dari kader. Dengan begitu, citra mereka sebagai partai bersih dan antikorupsi dapat kembali lagi seperti sebelum terkena imbas isu suap kasus impor sapi dan perempuan," kata Senior Researcher di Founding Fathers House (FFH) Dian Permata kepad Sindonews, Rabu (29/5/2013).
Jika hal bisa segera dibuktikan, kata Dian, maka hal itu akan berdampak positif bagi suara PKS pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. "Apabila mereka dapat melakukanya, besar kemungkinan, pemilih tipikal simpatik akan kembali kepelukan PKS," kata pria berkacamata ini.
Kendati demikian, kata dia, kasus korupsi yang menyeret mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) tidak akan bisa melunturkan jiwa militansi kader partai itu.
"Lainnya halnya dengan pemilih militan yang tetap setia dengan PKS. Tentu saja, fenomena ini sudah dideteksi oleh elite-elite PKS," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Telekomunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring membantah keras jika kementeriannya menyiapkan dana untuk partainya.
Menurutnya, PKS selama ini hanya mengandalkan dana dari hasil iuran Rp2,5 juta dari tiap kader dan anggota. Tidak ada target proyek yang diintruksikan partai di kementeriannya.
"Selama ini dana partai adalah iuran Rp2,5 persen dari pendapatan anggota. Tidak ada itu," ujar Tifatul kepada sejumlah Wartawan di Bandara Sultan Babullah Ternate, Selasa 28 Mei 2013 kemarin.() sindonews.com, 29/05/2013
0 komentar:
Posting Komentar