728x90 AdSpace

  • Hot News

    Kamis, 21 Februari 2013

    Oligopoli bisnis stasiun televisi


    Satu bulan terakhir ini, isu pembelian televisi tvOne dan antv, menyeruak pada publik setelah Surya Paloh yang juga pemilik Metro TV mengungkapkannya pada publik. Bukan hanya itu saja, sejak dua tahun lalu, penyatuan SCTV dan Indonesia menjadi perdebatan hangat, setelah sebelumnya TPI, RCTI dan Global TV bersatu dalam group MNC milik Hary Tanoesoedibjo.

    Bahkan, otoritas Bursa Efek Indonesia segera mendepak salah satu perusahaan televisi yang listing di bursa, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) atau PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM), karena penggabungan usaha atau merger dua media tersebut ditargetkan rampung 1 Mei 2013. Merger dua stasiun televisi ini telah mengantongi izin dari dewan direksi 15 Februari 2013. Kemudian keduanya akan menggelar RUPS pada 5 April 2013.

    "Satu mau delisting, sifatnya sukarela tapi belum tahu yang mana, itu kan sama seperti merger ya, kita lihat nanti hasil dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mereka, perusahaan mana yang kira-kira bisa surviving," ujar Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia (BEI) Hoesen, Rabu (20/2).

    Pengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Kunto Adi Wibowo mengatakan bisnis stasiun televisi saat ini sudah bukan hanya oligopoli atau hanya terpusat pada beberapa orang saja, tetapi sudah mengarah pada monopoli.

    "Bisnis stasiun televisi saat ini terus tumbuh dan menjanjikan. Porsi iklan terus meningkat. Tetapi terpusatnya kepemilikan bikin masyarakat rugi. Karena untuk mendapatkan informasi yang objektif jadi minim, " katanya pada merdeka.com, Rabu (20/2).

    Dia mengatakan aturan televisi berjaringan yang bisa menggerakkan televisi di daerah sampai saat ini tidak jelas. Yang terjadi adalah televisi di daerah pun dimiliki korporasi besar Jakarta. "Ini semakin mengkhawatirkan, kepentingannya bukan melayani publik, tapi melayani kepentingnya, seperti dalam kampanye politik saat ini, " katanya.

    Ceruk belanja iklan sampai saat ini terus meningkat sampai 20 persen per tahun. Bahkan mencapai 1,8 persen belanja iklan dunia. Tahun 2012, belanja iklan mencapai Rp 90 triliun. Di mana hampir 68 persen belanja iklan diserap televisi.

    Dia mengakui saat ini publik pun tidak bisa berbuat apa-apa dengan penguasaan bisnis stasiun televisi pada segelintir orang, karena minimnya edukasi. Masyarakat kelas bawah menganggap televisi sebagai hiburan semata dan masyarakat kelas menengah ke atas tidak kritis soal ini dan minim pengetahuan.

    "Akhirnya, yang bisnis stasiun televisi mengarah pada monopoli, pemerintah harus tegas dengan menegakkan undang-undang penyiaran," ungkapnya.() merdeka.com, 21/02/2013
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: Oligopoli bisnis stasiun televisi Rating: 5 Reviewed By: Anonim
    Scroll to Top