Jika di Indonesia Amerika Berencana membangun Gedung Kedutaan yang lebih besar dan mewah, Mujahidin Libya malah meluncurkan serangan mematikan di sebuah gedung konsulat Amerika Serikat di Benghazi menewaskan empat orang, termasuk duta besar AS untuk Libya, hanya beberapa jam setelah ribuan rakyat Mesir yang didominasi para pemuda menyerang kedutaan besar AS di Kairo dalam kemarahan atas sebuah film yang dianggap menghina Nabi Muhammad Saw., Selasa, 11/09/2012.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton yang beberapa waktu lalu datang ke Indonesia sekalipun mendapat penolakan dari rakyat, menegaskan seorang petugas departemen negara telah tewas setelah pria bersenjata menembakkan granat roket menyerang konsulat dan membakarnya.
Jurubicara Komite Keamanan Tertinggi mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa "sejumlah" orang Amerika terluka dalam serangan tersebut.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah mengkonfirmasi bahwa pejabat kedutaan AS untuk Libya Chris Stevens telah tewas dalam serangan di Konsulat AS di Benghazi tersebut.
"Saya sangat mengutuk serangan keterlaluan pada fasilitas diplomatik kami di Benghazi yang merenggut nyawa empat orang Amerika, termasuk Duta Besar Chris Stevens," kata Obama dalam pernyataanya.
"Saya telah mengarahkan Administrasi saya untuk menyediakan semua sumber daya yang diperlukan untuk mendukung keamanan personil kami di Libya, dan untuk meningkatkan keamanan di pos-pos diplomatik kami di seluruh dunia," ujarnya menambahkan.
Reuters juga melaporkan bahwa saksi telah melihat massa mengobrak-abrik gedung dan mengatur bom rakitan, setelah pasukan keamanan yang berusaha menahan orang-orang bersenjata tersebut dipaksa mundur.
"Kami sedang patah hati karena kerugian yang mengerikan," kata Hillary Clinton dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa Washington sedang bekerja dengan negara-negara di seluruh dunia untuk melindungi misi setelah serangan ganda.
Dia menambahkan bahwa AS menyesalkan apa yang telah menghinakan keyakinan agama orang lain tetapi itu tidak ada alasan untuk kekerasan. Ia berusaha melupakan atas tindakan kekerasan yang telah dilakukan Amerika Serikat sendiri bertahun-tahun sejak penjajahannya ke Irak dan Afghanistan yang telah menewaskan lebih dari sejuta orang.
Serangan di Libya terjadi setelah bendera Amerika Serikat yang berkibar setengah tiang untuk menandai peringatan serangan 11 September, dikoyak-koyak oleh para pemrotes yang memanjat dinding kedutaan AS di Kairo. Massa yang didominasi para pemuda tersebut kemudian menggantikannya dengan bendera hitam bertuliskan kalimah tauhid, "laa ilaaha ilallah muhammadar rasulullah" (tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah).
Bertepatan dengan 11 September, ide kebebasan, produk ideologi Kapitalisme telah menggiring beberapa kalangan di Amerika Serikat menebar kebencian dan penghinaan atas Nabi Muhammad Saw serta kaum Muslim. Sebuah film yang berjudul "Innocence Muslim" telah dibuat dengan menggambarkan Nabi Saw sebagai seorang penipu dan pelecehan-pelecehan lainnya yang penuh dengan kebencian dari sang pembuatnya.
Sebuah kampanye yang juga melecehkan Nabi Muhammad Saw tercinta dan kaum Muslim dilakukan oleh pendeta seperti Tery Jones. Ia meluncurkan kampanye "International Judge Muhammad Day". Sebuah replika berjubah digantung di sisi pendeta saat mengumumkan kampanye kebencian dan penuh dengan pelecehan atas Nabi Saw dan umat Islam tersebut.
Namun, umat Islam tidaklah diam. Umat kini mulai bangkit saat Nabi Saw tercinta, teladan dan utusan Allah Swt, Rabb Pencipta Alam Semesta tersebut dihinakan. Di berbagai negeri, kaum Muslim berdiri untuk melawan segala bentuk penghinaan atas Rasulullah Saw. tersebut, seperti di Mesir, Libya, Lebanon, dan menyusul di negeri-negeri muslim lainnya.
Demikianlah, kaum Muslim di berbagai penjuru dunia telah marah dengan perilaku bejat Amerika Serikat. Bukan saja, negara tersebut telah menjajah dan menjarah sumber daya alam di negeri-negeri Muslim, tetapi juga menjadi tempat para pembenci Islam atas nama kebebasan melakukan penghinaan terhadap Nabi Saw. tercinta.
Umat benar-benar membutuhkan satu kesatuan politik yang akan menyatukan seluruh kaum Muslim di seluruh dunia dan menerapkan syariah serta mendakwahkannya ke seluruh penjuru dunia. Khilafah inilah yang akan memberikan pelajaran kepada mereka yang telah menghinakan Islam, termasuk mengusir negara penjajah dari bumi kaum Muslim. Khilafah, itulah satu-satunya institusi yang kini tengah dinantikan kehadirannya yang tidak akan lama lagi segera kembali. Insya Allah. [syabab.com]
0 komentar:
Posting Komentar