728x90 AdSpace

  • Hot News

    Selasa, 31 Juli 2012

    Tragedi Film Batman dan Krisis Bangsa Amerika

    Keasyikan warga Denver, Colorado, Amerika Serikat, yang sedang menyaksikan film Batman, The Dark Knight Rises, di The Century 16, Mall Aurora, berubah menjadi petaka. Petaka terjadi ketika pertunjukan yang baru berlangsung 15 menit, tiba-tiba salah seorang penonton, yakni James Eagan Holmes, melempar dua tabung gas air mata kepada puluhan penonton lainnya.

    Selepas lemparan gas air mata, pria yang dikatakan oleh banyak media massa sebagai pria yang cerdas itu mengobral puluhan tembakan ke arah kerumunan penonton. Akibatnya? Tercatat 12 penonton tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka. Kejadian demikian membuat aksi pria yang mengaku dirinya Joker, musuh Batman, itu menjadi berita yang heboh dan sempat menggeser berita-berita yang lain di Amerika Serikat.


    Aksi cowboy Eagan Holmes itu menambah rangkaian panjang aksi-aksi serupa di Amerika Serikat, di mana akibat kepemilikan dan membeli senjata yang mudah serta masalah kejiwaan, seseorang dengan bebas bisa membantai masyarakat yang lain tanpa terkendali dan tidak tercegah dalam beberapa saat. Pada 20 April 1999, di kota yang sama, dua siswa di sebuah sekolah, yakni Eric Harris dan Dylan Klebold, melakukan tembakan membabi buta ke arah sekolahnya yang mengakibatkan 12 teman sekelasnya tewas.

    Sebab Eagan Holmes sebagai orang asli Amerika dan tidak mempunyai talian dengan orang-orang Arab dan Islam, maka dirinya tidak disebut sebagai seorang teroris, meski tindakannya bisa dikatakan seperti cara-cara terorisme, yakni tiba-tiba datang dan menyerang manusia yang tidak berdosa.
    Kalau kita cermati dalam beberapa bulan ini, kita melihat Hollywood sangat gencar memproduksi film-film hero, setelah Iron Man, Captain American, kemudian ada Avengers, selanjutnya Spiderman, dan yang tayang terakhir dalam laga hero ini adalah Batman, dengan sekuelnya, The Dark Knight Rises.

    Banyaknya tayangan film laga hero produksi Hollywood ini bisa jadi disebabkan beberapa alasan: Pertama, di Amerika terjadi krisis kepercayaan diri. Amerika Serikat yang telah lama menjadi negara super power, akhir-akhir ini mengalami berbagai hal yang menurunkan identitas dirinya sebagai negara besar seperti Peristiwa 9/11. Kemudian dalam perang melawan Irak dan Afghanistan, ribuan tentara Amerika menjadi korban. Semua peristiwa dan kejadian itu membuka mata kepada bangsa Amerika bahwa dirinya ternyata keamanan dan pertahanan yang selama ini dibanggabanggakan rapuh.
    Untuk menghibur diri, mereka yang sedang mengalami krisis kepercayaan itu membuat film-film yang dirasa bisa membangkitkan semangat ke-hero-an orang dan bangsa Amerika. Misalnya saja dalam film Captain American, bangsa Amerika ingin menyampaikan pesan bahwa dalam Perang Dunia II, dirinya lebih unggul daripada Jerman.

    Kedua, maraknya film laga hero yang diangkat ke layar lebar, bisa jadi Hollywood kehabisan cerita untuk film sehingga mereka mengangkat kisah-kisah hero yang ada di komik yang dibuat di tahun 1950-an dan 1960-an itu. Dan kisah-kisah itu cocok untuk membangkitkan kembali semangat bangsa Amerika. Dampak dari maraknya film laga hero membuat pola pikir masyarakat Amerika berubah, seolah-olah dirinya adalah orang dan bangsa yang super. Semua musuh-musuhnya bisa dibasmi dengan tuntas.

    Namun tidak disadari dari upaya untuk mengangkat kembali citra bangsa Amerika di mata dunia, tidak dibarengi dengan kondisi perbaikan ekonomi di dalam negeri. Akibatnya muncul sosok seperti Eagan ‘Joker’ Holmes. Pasti ada kejiwaan yang dirasakan oleh Eagan Holmes terhadap dirinya akibat dari kondisi ekonomi, sosial, dan budaya Amerika yang menghimpitnya. Sehingga dirinya bersikap antagonis dari upaya membangun citra bangsa Amerika yang serba hero.

    Meski sebuah film, dan film itu bisa dibuat seenaknya sendiri, namun dalam film-film hero yang ada semuanya dibuat terlalu berlebihan. Seolah-olah hero meski pernah kalah namun selanjutnya menang dan tak terkalahkan. Masyarakat Amerika yang sudah dirasuki dari pesan-pesan film itu pasti akan kecewa jika hal-hal yang ditemui dalam realitas tidak seperti dalam film sehingga mereka menumpahkan kekesalan seperti yang dilakukan Eagan Holmes.

    Dengan belajar dari apa yang terjadi dalam saat pemutaran film Batman di Bioskop The Century 16, Mall Aurora, Denver, Colarado, ternyata kita harus hati-hati dalam membuat film. Film yang mengumbar kekerasan dan menjauhkan dari realita akan membuat penyimpangan yang terjadi di masyarakat. Eagan Holmes melakukan tindakan yang demikian, pastinya dia penggemar setia film-film Batman dan sekuelnya, namun yang menginternal dalam dirinya adalah sosok Joker. Sosok Joker menginternal dalam dirinya bisa jadi karena adanya krisis sosial dan batin yang sekarang melanda masyarakat Amerika. Krisis inilah yang kadang-kadang membuat orang-orang Amerika sering berbuat aneh-aneh.

    Ardi Winangun
    Pengamat Sosial-Budaya

    sumber: okezone.com, 30/07/2012
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: Tragedi Film Batman dan Krisis Bangsa Amerika Rating: 5 Reviewed By: Anonim
    Scroll to Top