Sebuah
kelompok hak-hak sipil yang berbasis di AS mengungkapkan kekhawatirannya
atas melonjaknya pesan-pesan online kebencian atau anti-Muslim, yang dipicu
oleh film‘American Sniper’, yang menjadi box office baru yang memecahkan
rekor dan menghasilkan keuntungan lebih dari $ 180 juta dalam empat
minggu.
The American-Arab Anti-Discrimination Committee (ADC), mengirimkan
surat kepada direktur film itu, Clint Eastwood, dan bintangnya, Bradley
Cooper, dan meminta mereka untuk mempromosikan toleransi dengan mengutuk
bahasa kebencian yang digunakan terhadap Muslim secara online. “Ini
adalah pendapat kami bahwa Anda bisa berperan penting dalam membantu
kami mengurangi bahaya yang sedang kami hadapi,” Reuters mengutip surat
itu, tertanggal 21 Januari.
ADC mengatakan anggotanya telah menerima peningkatan jumlah “ancaman
kekerasan” sejak awal pekan lalu, hanya beberapa hari sebelum film itu
dirilis. Bahkan FBI dikatakan terlibat dengan ADC dalam memilah-milah
lebih dari 100 pesan online yang dikumpulkan untuk membangun
kredibilitas dan menilai tingkat risiko.
Salah satu tulisan yang dikumpulkan di Twitter mengatakan: “Senang
melihat film di mana orang-orang Arab digambarkan siapa mereka
sebenarnya – hanya sampah yang berniat menghancurkan kami.”
Dalam surat itu, ADC memperingatkan: “Ancaman-ancaman itu menyokong
pembunuhan terhadap orang Arab, dimana salah satunya mengatakan,” Film
yang sangat bagus dan sekarang saya benar-benar ingin membunuh beberapa
orang yang memakai turban”.
Ancaman lain terlihat di Twitter seperti:
#AmericanSniper Mempromosikan kebencian terhadap
Islam-TheRaganBrockdezmondharmon@harshnewyorker
@ItsReeceyYh#Islamophobiapic.twitter.com/hatbJCCJJn
- Nunya Dambiz (@doubledouble416) 20 Januari 2015
ADC meminta para anggotanya untuk mengawasi lebih banyak ancaman
lagi. Namun, tidak ada kasus kekerasan fisik yang dilaporkan sejak film
itu dirilis.
Kelompok hak-hak sipil mengatakan kepada The Guardian bahwa ancaman
telah menjadi tiga kali lipat sejak film layar lebar itu dirilis.
“Terakhir kali kami melihat peningkatan tajam seperti itu pada tahun
2010, saat rencana pembangunan Masjid Ground Zero,” ujar direktur hukum
dan kebijakan nasional kelompok itu, Abed Ayoub, yang merujuk pada
rencana untuk membangun sebuah Islamic Center yang terletak hanya
beberapa blok dari World Trade Center.
Presiden ADC Samer Khalaf mengatakan bahwa organisasi itu awalnya
mempertimbangkan untuk memboikot film itu, tetapi memutuskan untuk tidak
melakukannya. “Orang-orang malah akan melihat film. Jika kita
memboikot, hal itu hanya akan menyebabkan lebih banyak orang yang ingin
melihatnya, “katanya, hari Sabtu.
Film ini telah menjadi box office dan telah menerima enam nominasi Academy Awards, termasuk sebagai film terbaik.
‘American Sniper’ bercerita tentang seorang Navy SEAL yang telah
tewas Chris Kyle, yang merupakan seorang penembak jitu di Irak. Kyle
terkenal karena membunuh 160 orang dalam empat Perang Irak – angka
kematian paling banyak dalam sejarah militer AS. Film ini didasarkan
pada otobiografi Kyle tahun 2012.
“Kebiadaban, kekejian. Itulah yang kita sedang perangi di Irak,”tulis
Kyle. “Saya hanya berharap telah membunuh lebih banyak orang. Bukan
untuk membual, tapi karena saya percaya dunia akan menjadi tempat yang
lebih baik adanya kebiadaban di luar sana yang mengambil nyawa orang
Amerika. ”
Kyle sendiri tewas terbunuh pada suatu latihan menembak di Texas pada
tahun 2013 oleh seorang veteran AS yang merasa tidak puas, yang kini
menyatakan tidak bersalah dengan alasan gila.
The National Review Online mengatakan film itu “menciptakan momen
budaya.” Sebaliknya, Salon telah memberi judul pada ulasan film itu “7
Kebohongan Keji film ‘American Sniper Kepada Orang Amerika.” Dan David
Edelstein dari majalah New York menyebut film itu sebagai “tanda bahaya
yang penuh skandal… sebuah film propaganda.” (Russia Today, 25/1/2015)
0 komentar:
Posting Komentar