
JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad mengaku kerap ditanya oleh Ketua Pengurus Besan Nahdlathul Ulama (PBNU), KH Hasyim Muzadi, kenapa KPK seperti tidak menyentuh seorang pejabat korup di Jawa Timur. Padahal tingkat kejahatan sang oknum pejabat sudah sangat pengkhawatirkan.
Abraham Samad mengaku curiga Hasyim Muzadi menganggapnya sudah berkolusi dengan sang oknum pejabat yang namanya tidak disebutkan itu.
"Pak Samad kenapa itu Jawa Timur tidak disentuh (kasusnya), sudah tingkat bromocorah itu, perampokan," ujar Samad mengulangi pertanyaan Hasyim Muzadi saat acara Refleksi Akhir Tahun Pekan Politik Kebangsaan, di kantor International Confrence of Islamic Scholars (ICIS), di Matraman, Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2013)
Abraham Samad menjawab bahwa oknum pejabat yang dimaksud adalah perampok kelas wahid, yang sudah sangat berpengalaman. Sehingga sebelum beraksi, sang perampok selalu memikirkan cara untuk tidak meninggalkan jejak, sehingga bisa lolos dari jeratan KPK.
"Saya katakan di Jawa Timur itu perampoknya paling hebat, luar biasa berpengalaman. Karena itu dia sudah mengantisipasi jejak-jejak untuk KPK. Yang lain itu perampok baru, gampang untuk diditeksi, kalau yang ini beda," ujarnya.
"Ibaratnya dia seorang pembunuh, dia sudah pakai sarung tangan, jadi tidak tertinggal lagi jejaknya," tambahnya.
Abraham Samad mengatakan dirinya yakin KPK suatu saat bisa mencari celah untuk menyeret oknum pejabat itu, sehingga aksi-aksi perampokan uang negaranya bisa dihentikan.() tribunnews/syabab indonesia
0 komentar:
Posting Komentar