
Warga yang tidak mencoblos atau golput di Pilkada Kota Bogor pada Sabtu (14/9) lalu ternyata jumlahnya cukup tinggi yakni 273.000 pemilih atau sekitar 40 persen dari 673.938 daftar pemilih tetap (DPT). Berdasarkan data diperoleh dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) di 68 kelurahan yang ada di 6 kecamatan di Kota Bogor, jumlah golput tersebut belum termasuk suara tidak sah.
Data rekapitulasi di tingkat PPS yang digelar selama dua hari (15-16 September), pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor nomor urut 2 Bima Arya-Usmar Hariman (Bima-Usmar) dari PAN, Demokrat, PKB, PBB dan Gerindra ini unggul dengan perolehan 132.835 suara (33.13 persen).
Sedangkan pesaing ketatnya yang diusung PKS, PPP dan Hanura pasangan nomor urut 3 Achmad Ru'yat-Aim Halim Hermana (Ru'yat-Aim) kalah tipis dengan perolehan suara 131.080 suara (32.69 persen).
Kemudian di posisi ketiga pasangan nomor urut 4, Dody Rosadi-Untung W Maryono (PDIP, Golkar, dan belasan parpol non parlemen) memperoleh 67.715 (16.89 persen). Sedangkan pasangan nomor urut 5, Syaiful Anwar-Muztahidin (independen) hanya membukukan 43.466 suara (10.84 persen), terakhir dari jalur yang sama pasangan nomor urut 1 Firman Halim-Gartono hanya memperoleh 25.842 suara (6.45 persen).
Dengan demikian jika melihat dari jumlah perolehan suara di tingkat kelurahan pasangan Bima-Usmar unggul atas pasangan Ru'yat-Aim dengan selisih suara 1.755 suara (0,44 persen).
Sementara itu, Ketua Panwaslu Kota Bogor Rudi Rochjadi menyayangkan tingkat partisipasi publik di Pilkada Kota Bogor ini sangat rendah atau golputnya cukup tinggi. "Partisipasi publik ini lebih rendah dibandingkan saat Pilgub Jabar pada Februari lalu," terangnya.
Sedangkan Calon Wali Kota Bogor Bima Arya bersyukur meski kemenangannya cukup tipis dengan pesaingnya, namun secara umum pihaknya berharap hasil rekapitulasi di tingkat kelurahan, kecamatan hingga KPU nanti tidak ada perubahan. "Rekap di tingkat kelurahan itu tidak jauh berbeda dengan real count yang dilakukan sejumlah media lokal," kata Calon Wali Kota Bogor Bima Arya.
Pihaknya ingin setiap suara warga Bogor dihargai. "Jangan sampai setiap hak warga Bogor itu dicuri, kita tidak ingin tuyul politik mencuri memindahkan suara-suara tersebut," ungkapnya.() merdeka.com, 17/09/2013
0 komentar:
Posting Komentar